Berita Buruk. Lagi.

Hari Minggu kemarin, sekitar pukul 7 malam saya sampai rumah. Sepanjang perjalanan dari bandara ke rumah, saya menatap kosong ke luar mobil. Saat itu suasana menjelang maghrib, langit sudah mulai gelap, memang tidak banyak yang dapat dilihat. Namun, pandangan saya tetap kosong.

Saya mencoba mengingat-ingat masa kecil. Saya punya pengalaman berkesan apa ya sewaktu saya masih kecil? Ternyata susah juga ya mengingat kembali memori masa kecil. Ah, iya. Ada satu yang saya ingat betul. Waktu itu saya masih umur sekitar lima tahun. Masih TK lah. Saya sedang terbaring di rumah sakit karena tipes. Untuk menghibur saya yang sedang sakit, ayah saya membelikan saya majalah Bobo kemudian membacakan salah satu cerita di majalah Bobo. Saya lupa ceritanya apa. Yang saya ingat ayah saya mengeluh hurufnya terlalu kecil. Jadi, beliau tidak sampai habis membacakan ceritanya. :O

Ingatan saya kemudian melompat jauh dari saat saya TK ke 2-3 minggu yang lalu. Setting-nya sama di rumah sakit. Waktu itu terasa dada saya sesak. Ayah saya mengusap-usap kepala saya dan memijat-mijat kaki saya. Duh, saya jadi terharu. Mengingat kembali kejadian itu pun membuat saya sekarang ingin menitikkan air mata. Benar ya kata orang-orang. Mau kita sudah dewasa, punya anak, kita akan selalu dianggap anak kecil oleh orangtua kita. Saya sudah berumur segini, di saat sakit masih saja dimanjakan begitu. :c

Ayah saya yang sedang sakit saja masih sebegitu perhatiannya sama saya. Sementara saya? Terkutuklah kesibukan saya sekarang yang mengurangi waktu kebersamaan saya dengan ayah saya. Maka ketika saya tahu hasil CT scan ayah saya tidak begitu baik, saya merasa hancur. Hancur berkeping-keping. Air mata saya seperti tidak ada habis-habisnya. Dan saya tidak henti-hentinya menangis. Hanya membayangkan wajahnya saja sudah cukup untuk membuat saya meneteskan air mata. Rasanya saya ingin memeluk ayah saya kuat-kuat dan tidak pernah saya lepas. Seandainya saja hanya dengan memeluknya bisa membuatnya sehat dan membuat malaikat maut pergi menjauh, akan saya lakukan dengan sepenuh hati.

Setelah hasil PET scan yang buruk kemarin, kami sekeluarga dan Dr. Tan sepakat untuk menambah kemo Papa. Program baru pun dibuat. Enam kali kemoterapi direncanakan dan sesudahnya akan dilakukan CT scan. Pada kemo kelima, ayah saya mengeluh. Badannya mulai melemah. Dr. Tan paham dan memutuskan kemo cukup lima kali saja dan langsung menyuruh ayah saya untuk CT scan. 

Maka tanggal 2 Mei kemarin ayah saya, ditemani kakak saya, ibu saya, dan om beserta istrinya, melakukan CT scan. Butuh waktu sekitar tiga jam untuk mengetahui hasilnya yang ternyata... yah, tidak sesuai harapan kami. Kemo lima kali yang diberikan itu ternyata tidak efektif. Sel-sel kanker di liver ayah saya bandel sekali. Dan sekarang kami sekeluarga hanya bisa pasrah.

Mendengar berita itu, saya hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. Saat ini hidup saya terasa tidak ada semangat. Bingung. Kacau. Sebentar saja saya punya waktu luang untuk melamun, pasti saya langsung teringat ayah saya. Bagaimana nanti dengan ayah saya? Bagaimana nanti dengan kami sekeluarga? Dan air mata pun kembali menetes.

6 comments

  1. Sedih membacanya... saya cuma bisa berdoa semoga ayahmu diberikan kekuatan dan kesembuhan... Minta saja maka dirimu akan diberikan....

    ReplyDelete
  2. @ Applausr
    Terima kasih atas doanya, Mas. Semoga Papaku diberikan kekuatan dan kesembuhan. Amiiiin...

    ReplyDelete
  3. Nayarini EstiningsihMay 9, 2013 at 9:21 PM

    be strong, girl... *hugs*

    ReplyDelete
  4. @ Nayarini Estiningsih
    Terima kasih, Mbak Naaaaaayyyy... *peluk mbak nay erat2*

    ReplyDelete
  5. Kim, berikan yang terbaik buat ayah kapan pun bahkan dengan hal-hal sesederhana mungkin spt lebih byk menemani beliau atau ajak ngobrol. Kita tidak pernah tahu kapan waktu Tuhan tiba. Tapi yang pasti manfaatkan waktu saat ini sebaik mungkin dengan keluarga tercinta. Saya sangat menyesal tidak melakukannya dulu. Semoga ayah Kimi cepat smbuh *hug*

    ReplyDelete
  6. @ bel
    Amin amin amin... Terima kasih doanya! *hugs back*

    ReplyDelete

Saya akan senang sekali jika kalian meninggalkan komentar, tetapi jangan anonim ya. Komentar dari anonim—juga komentar yang menggunakan kata-kata kasar, menyinggung SARA, dan spam—akan saya hapus. Terima kasih sebelumnya.